Selasa, 09 September 2014

PENDAKI NUSANTARA


Upacara 17 Agustus 2014


17 Agustus 2014, Sindoroo~


Kamis, 03 Juli 2014

Edelweiss


Angkatan X


IKSAPALA



Puncak Sharif, 3119mdpl. 22 Juni 2014


Sabtu, 24 Mei 2014

COPAST - Jika Suamimu Pecinta Alam

Sayang,
Jika kamu bertanya padaku tentang destinasi liburan kita setelah menikah, mungkin aku akan meminta Rinjani, bukan Bali. Aku lebih memilih tenda kapasitas dua yang kokoh dibandingkan hotel berbintang yang megah. Setelah menikmati puncak bersama, barulah kita berkelana di Senggani, tiga Gili, Pantai Kuta, dan desa adat di Lombok. Jika kamu ingin ke Eropa, aku pasti akan meminta Mont Blank sebagai salah satu destinasi kita. Ah..lupakan soal Eropa dan benua lain, karena aku masih jatuh cinta dengan pegunungan di negeri ini. Kamu tahu Semeru sayang? Pastilah, nama gunung ini melejat pesat semenjak sebuah film mengangkatnya dengan begitu sukses. Jika kamu belum pernah ke sana, kamu harus. Di bulan Juni yang cerah, padang oro-oro ombo menyapa di balik tanjakan cinta, dengan hamparan lavender ungu yang menggoda mata. Tidak kalah romantis dibandingkan Monet’s Garden, Prancis. Tidak sampai Mahameru juga tidak apa, karena menjelajahi Semeru bersamamu lebih kuinginkan dibandingkan menegakkan merah putih di puncak tertinggi Pulau Jawa.

Tapi ini bukan tentang perjalananku, ini adalah tentang perjalanan kita. Jika kamu tidak ingin mendaki gunung bersamaku tidak mengapa, kita masih bisa meyusuri pantai dan menyapa senja bersama. Kalau kamu terlalu sibuk dengan pekerjaanmu, sehingga kita tidak sempat bercengkarama dengan alam, itu juga tidak mengapa. Aku akan membawakan pagi untukmu dalam secangkir kopi. Jika kamu tidak suka kopi tidak mengapa, akan kulukiskan purnama dalam segelas susu. Jika kamu tidak menyukai susu, itu juga tidak mengapa, aku akan membawa kehangatan mentari dalam setiap sapaan yang kau sukai.

Tapi sayangku, aku akan tetap menyukai bintang yang bertabur bintang tanpa sekat. Aku akan tetap menyukai pelangi di padang savana setelah hujan yang mengguyur semalaman. Aku akan tetap menyukai mata air, pegunungan, embun, edelweiss, daisy. Meskipun ketika sudah bersamamu, aku tidak akan sempat bermain bersama mereka. Tidak mengapa. Tapi, anak-anak kita nanti harus dibesarkan oleh alam sayang, bukan oleh kota besar. Anak laki-laki kita harus bisa memanjat pohon, dan bermain di sawah. Anak perempuan kita harus pandai berenang.

Percayalah, alam akan membentuk mereka menjadi pribadi yang mandiri dan berjiwa besar. Saat mereka bisa berbuat baik pada burung perkutut yang terluka, maka mereka akan dengan sangat mudah mencintai sesama. Saat mereka tanpa rasa takut, berani menyapa kuda, bahkan menungganginya, maka mereka juga tak akan pernah takut untuk jatuh. Kau tahu kenapa Sayang? Karena Allah berfirman bahwa Dia menciptakan manusia untuk menjadi khalifah di muka bumi, amanah yang bahkan semesta ini tak sanggup memikulnya. Maka biarkan anak-anak kita menjalankan amanah itu. Begitu pun kita.

Sayangku, aku tidak memiliki kegagahan seperti seorang pangeran, atau kedudukan setinggi anak dari orang terpandang. Aku hanyalah aku, seseorang yang mencintai alam. Aku pandai bermain gitar seperti kebanyakan lelaki lainnya, tapi aku bisa menyelam. Aku tidak pandai berdansa, tapi kupikir kita tak butuh itu kan? Aku benar-benar seorang laki-laki biasa. Kesederhanaan adalah bagian dari hidupku. Bahkan meski aku lahir dan dibesarkan di ibukota, aku tetap mencintai pedesaan. Kau tahu kenapa? Karena kesederhanaan itu mengajarkan banyak hal. Dan hal itulah yang kusukai dari istriku. Kamu yang tetap sederhana, meskipun mungkin kamu adalah orang yang bisa membeli dunia. Kesederhanaan pula yang akan tetap membuatku berada di sampingmu, bahkan di masa-masa terpurukmu sekalipun.

Nah sayang, bagaimana jika kamu juga sama sepertiku? Sama-sama menyukai alam? Kamu pasti bisa menerkanya, bahwa perjalanan menua bersama kita, akan dipenuhi oleh serangkaian petualangan yang tak terlupakan.
Kamis, 22 Mei 2014
Saat berada di bawah, saya menjadi tahu. Siapa anda di depan saya dan siapa anda saat  di belakang saya !
Rabu, 19 Februari 2014

X IPA G


Jumat, 14 Februari 2014
"Tidak ada yang namanya teman, yang ada hanya saling membutuhkan"
#Itu tidak selalu berarti  hanya memanfaatkan. Please, makna membutuhkan itu luas !
Kadang, berpura-pura untuk tidak tahu itu lebih baik. Tidak semua orang yang kita percaya memang benar-benar bisa dipercaya...
Kadang orang lain tidak terlalu pede untuk menjadi dirinya sendiri. Tapi, jika kamu selalu berpura-pura untuk menjadi orang lain, lalu siapa yang akan berpura-pura menjadi kamu ?
Jangan karena banyak orang yang mendukungmu, kamu menjadi merasa tinggi dan selalu benar. Ada saatnya dimana kamu memang salah dan penilaian orang lain terhadapmu itu benar!

Selasa, 11 Februari 2014

Senin, 03 Februari 2014
Percaya ini, siapapun kamu dan bagaimanapun pilihanmu, pasti ada rasa bangga dari orangtuamu terhadapmu ! Berubah dan dewasalah !
Tidak ada keberuntungan, itu adalah hasil dari doa dan usaha yang menuntun dan memberimu kemudahan ..
 
;